Hari-hari ini sering hujan. Badan saya yang biasa bugar gak disangka-sangka bisa terkena flu. Berat pula. Gak jelas apa Covid, apa bukan, tapi kayaknya bukan, soalnya dalam beberapa hari sudah sembuh. Sore ini sembari duduk-duduk di teras depan saya ngen-teh (minum teh).
Sambil ngelamun, menebar pandang melewati kaca jendela. Di luar agak mendung, paling-paling sebentar lagi gerimis datang. Satu induk kucing putih dan dua anaknya yang hitam-hitam sedang lesehan di atas jalan beraspal yang bolong-bolong. Persis kayak tahi lalat menempel di kulit bopeng.
Sesekali dua anak kucing itu bermain bergelut-gelutan, kadang melewati, kadang melompati, dan kadang di atas tubuh induknya. Hingga akhirnya bikin sang induk kesal dan menyabet satu hitam kecil hingga berguling-guling. Namun itu tak membuat si kecil kapok dan malah bermain lebih liar lagi.
Teh kuseruput.
Kadang saya mikir kok rasanya simpel sekali kehidupan kucing-kucing itu. Punya waktu berjemur, kalau hujan tinggal mabur ke rumah orang, kalau lapar mengais tempat sampah. Dan sisanya berkelana, bersanggama, terus bobo secukup selera.
Ya memang seleranya juga gak setinggi manusia-manusia — yang minum mesti teh manis panas, makan mesti empat sehat lima semoga, tidur mesti di atas Lady Americana, ditemani pula. Buat kucing segalanya serba sederhana. Toh otak mereka juga belum secanggih kita.
Tapi mungkin justru kesederhanaan dan kedangkalan itulah yang bikin mereka menghidupi hidup. Maksudnya selama masih hidup, ya mereka menjalani hidup dengan sekucing-kucingnya. Gak perlu pusing soal ini dan itu. Yang suka, diambil. Yang gak suka, ditinggalkan. Makan apa yang didapat dan gak membuang apa yang didapat. Kalau sakit, cari cara menyembuhkan diri. Kalau tak juga sembuh, ya memang sudah saatnya.
Gelas teh saya tersisa setengahnya.
Langit sudah mulai menurunkan rintiknya. Si kucing putih pun bergegas menggiring anak-anaknya ke rumah tetangga saya, lalu berteduh di kolong mobil yang baru tiba. Sementara saya beranjak ke dalam untuk memeriksa kalau-kalau ada atap yang bocor.
