Sepuluh Jam Pansela Menuju Purwokerto


Akhirnya setelah menempuh sepuluh jam perjalanan saya sampai di Purwokerto. Jalan menuju ke sana terbilang cukup menantang di waktu malam. Bukan karena gak aman, tapi lantaran harus melewati hutan-hutan dan area persawahan yang cukup panjang.

Baru tahu saya, ternyata sawah-sawah dan hutan-hutan yang kelihatan asri menyejukkan hati di pagi hari malah menjadi teror di malam hari. Padahal itu tempat yang sama dengan kondisi yang sama lho.

Bagaimana kalau motor mogok? Bagaimana kalau ban kempes? Gak ada satu rumah pun terlihat di sana. Bahkan kendaraan pun jarang berseliweran. Nah, lho….

Tapi ya seperti kata pepatah, kebanyakan dari kekuatiran kita itu gak pernah terjadi. Cuma kekuatiran semata.

Nyatanya menjelang pukul delapan saya sudah sampai di Kota Purwokerto yang nyaman, rapih, dan teratur.

Tanpa nyasar saya langsung menemukan Hotel Besar (namanya memang Hotel Besar) yang terletak di pusat kota.

Kenapa pilih Hotel Besar? Kamu bakal tahu sendiri!

Hotel Besar Purwokerto 300JAM

Begitu sampai saya langsung disajikan dengan bangunan kuno bergaya Belanda dengan cat putih bersih. Badan yang penuh peluh ini mesti diseret sampai ke lobi. Untung saja si Mas penerima tamu langsung tahu apa yang saya mau. Tahu bahwa saya sendirian naik motor, dia langsung menyodorkan 2 paket.

Saya lupa nama kerennya, pokoknya yang membedakan antara kedua paket itu adalah air panas atau tanpa air panas. Soal AC dan kelengkapan lainnya, keduanya sama. Dan yang mengejutkan adalah harganya benar-benar ramah kantong! Cuma sekitar 200an!!

Lantaran badan sudah kuyu dan udara mulai dingin, jelas saya pilih kamar dengan air panas.

Saya diantar ke kamar nomor sebelas. Lagi-lagi saya dibuat terpukau. Untuk harga 200an, kamar ini benar-benar menyajikan fasilitas diatas rata-rata. TV, AC, kasur spring bed, meja, tempat penyimpanan tas dan baju. Belum lagi kamar mandinya yang bersih dan terawat. WOW!!!

Hotel Besar Purwokerto 300JAM

Setelah mandi air panas sepuasnya, saya selonjoran di ranjang sembari nonton tv yang menyiarkan entah apa. Terkadang kala sedang sendiri begini, acara gak jelas pun bisa jadi teman yang baik. Lama-lama mata saya terasa menggandul, gak lama kemudian saya pun terlelap. Langsung beringsut ke dalam selimut.

Di malam hari tubuh saya agak berkeringat. Selimut terlalu tebal sementara AC gak cukup dingin. Ketika saya mencoba menurunkan suhu, ternyata AC itu gak bisa dinaikan atau diturunkan suhunya. Daripada mesti melapor ke depan, mending saya melanjutkan tidur. Toh masih bisa ditolerir.

Hotel Besar Purwokerto 300JAM

Ranjang yang kamu lihat ini sudah saya pakai semalam, aslinya jauh lebih rapih. Itu saya rapihkan sendiri lantaran lupa menjepret sebelum menidurinya.

Jam enam pagi saya bangun dan berjalan-jalan keluar hotel. Jalanan besar di depan sana masih sepi. Toko-toko masih pada tutup tapi para pedagang kaki lima sudah mulai menjajakan dagangan mereka. Ada yang jualan roti, ada yang jualan kacang hijau, ada yang jualan gudeg. Macam-macam.

Gudeg Koyor Banyumasan di Purwokerto -- 300JAM
Gudeg!! Itu dia incaran saya. Setelah selesai jalan pagi dan berolahraga, saya langsung manjajal Gudeg Koyor Banyumasan yang berada gak jauh dari Hotel Besar. Harganya pun murah!! Dengan uang 15ribu kamu sudah dapat nasi gudeg plus telur pindang! Dan rasanya benar-benar maknyus! Lidah kamu bakal dibikin bersalsa!

Beres makan gudeg, saya mesti kembali ke hotel. Bersiap-siap untuk berangkat lagi. Karena Purwokerto bukanlah tujuan, melainkan persinggahan. Jam 9 pagi, saya kembali meluncur, meninggalkan kota asri Purwokerto untuk menjemput satu tempat di Salatiga yang konon bak surga bagi para petualang.


Leave a Reply

Your email address will not be published.

Facebook9