MENJELAJAHI HUTAN DAN PADANG PASIR DENGAN MOTOR SPORT — TOLOL ATAU GILA?


Tolol dan gila itu dua hal berbeda. Yang satu ditakdirkan untuk dikutuk dan dilupakan selamanya. Yang lain masih punya kemungkinan untuk dipuja dan dikenang untuk waktu yang lama.

Nah, saya minta pendapat kamu. Coba deh kamu lihat motor Yamaha YZF-R1 di bawah.

Motor racing yang dirancang Yamaha untuk keperluan balap. Kalau kamu diminta berkeliling dunia pakai motor ini mau nggak? Bayangkan duduk di jok keras dengan posisi badan membungkuk dan kaki menekuk. Berkendara selama lebih dari delapan jam setiap harinya.

Eitsss…. Ada satu lagi. Kamu juga mesti bawa barang bawaan. Masak keliling dunia gak bawa bekal? Bisa-bisa duit kamu habis dan kelaparan di jalan. Jadi nantinya motor kamu bakalan dimodifikasi jadi kayak begini:

Sjaak_300JAM

Gak tahu dengan kamu, tapi kalau saya kontan menolak. Dari sudut pandang manapun itu pilihan yang benar-benar buruk. Betul-betul idiotic alias tolol. Apa jadinya punggung nanti saya jika harus merunduk dan menekuk sejauh ratusan ribu kilometer.

Gak kebayang rasa sakit yang bakal saya alami. Itu baru dari posisi duduk lho. Belum lagi shock breaker yang otomatis lebih keras dari motor-motor adventure.

Oh…. Tidak!!!

Tapi selalu ada perkecualian dalam segala hal. Nun jauh di sana di negeri Belanda, ada seseorang yang mengendarai Yamaha YZF-R1 di atas untuk berkeliling dunia. Motor merah yang kamu lihat di atas adalah miliknya. Namanya adalah Sjaak Lucassen.

Sjaak hanya seorang pemuda biasa yang terlalu mencintai motor, terutama motor racing atau motor sport. Sewaktu muda ia membeli Honda Fireblade. Kenapa Fireblade? “Karena kamu harus mengendarai motor yang kamu cintai,” ujar Sjaak. Dengan Fireblade ia bermimpi untuk menjelajahi negeri kanguru. Dan ke sana pula ia menuju.

38.000 KM dihabiskannya untuk menjelajahi Benua Australia. Satu perjalanan membawanya pada perjalanan berikutnya. Semenjak itu ambisi Sjaak kian menggebu. Setelah menaklukkan Australia, kini ia ingin menjelajahi dunia. Namun ia membutuhkan motor yang baru.

Kala itu Sjaak tak punya cukup uang. Si Gila ini sadar, jika ingin menggapai mimpi-mimpinya, mau gak mau ia mesti menjadi lebih profesional. Gak lama Sjaak mulai menulis artikel untuk beberapa majalah otomotif. Dan meminta sponsor kepada beberapa perusahaan.

Sjaak mengetuk pintu Honda, namun terlalu banyak persyaratan yang diajukan oleh pihak Honda untuk mendapatkan sponsor dan sebuah motor. Akhirnya berlabuhlah ia ke kubu Yamaha. Di sana Sjaak diberi kesempatan untuk menjajal Yamaha YZF-R1. Sebuah motor sport yang langsung membuatnya jatuh cinta.

Kurang dari satu jam sebuah kontrak berhasil ditandatangani. Sjaak mendapatkan Yamaha R1. Motor itu langsung dibaptis dengan nama Florentina, karena kecintaannya pada bunga.

Sjaak_300JAM

Petualangan pertama membawanya ke afrika, dimana orang-orang menertawakannya. Bagaimana tidak, Sjaak mengendarai motor sport dengan jenis ban semi slick untuk melewati Gurun Sahara dan hutan-hutan di Afrika. Itu benar-benar sebuah ketololan.

Mereka mengatakan bahwa motor Sjaak gak bakalan mampu melewati Gurun Sahara. Karena ban semi slick seperti itu biasanya kehilangan daya cengkram ketika menginjak pasir.

Sjaak mungkin gila, tapi ia jauh dari tolol. Dan Si Gila ini selalu menemukan cara. Dikempiskannya kedua ban itu hingga area sentuh ban menjadi lebih lebar dari sebelumnya. Sehingga kedua roda menjadi lebih mampu mencengkram. “Kamu lihat, kemustahilan itu terkadang hanyalah opini. Apa yang mustahil buat mereka belum tentu mustahil buat kamu.”

Petualangannya di Sahara ini belum seberapa. Menurut pengakuan Sjaak, Congo adalah area terberat yang pernah ia lalui. Butuh lebih dari tiga bulan hanya untuk melewati negara itu. Kondisi jalan yang luar biasa buruk dan hutan rimba dimana-mana berasa seperti sebuah surga di dalam neraka. Ingat! Sjaak menggunakan motor racing, bukan motor adventure.

Dari sana Sjaak melanjutkan petualangannya ke Amerika Utara dan Asia.

Tahun 2006 angka pada odometer sudah menunjukkan 250.000 KM. Apa yang diinginkannya sudah tercapai. Sjaak telah berhasil mengelilingi dunia. Sjaack Shock the World!!!

Pernah seseorang bertanya pada Sjaak, apakah kamu pernah mundur atau menyerah?

“Ada kalanya saya harus mundur selangkah dan mengambil jalan memutar, tapi saya tak pernah menyerah. Saya selalu berhasil sampai di tujuan yang ingin saya capai.

RAHASIANYA?

Saya pantang menyerah, di saat yang sama saya fleksibel, reasonable, dan tak pernah terburu-buru.”

Sjaak_300JAM

Saat artikel ini ditulis Sjaak sudah berusia 61 tahun. Hidupnya dihabiskan dengan berpetualang di atas roda dua.

Hidup ini begitu singkat, baru jalan-jalan sebentar tahu-tahu sudah tua. Alangkah sayangnya jika harus menghabiskan hidup dalam kubik-kubik perkantoran. Terkadang mengambil jalan yang menyerempet kematian bisa membuat kita jadi lebih hidup.


Leave a Reply

Your email address will not be published.

Facebook9