Pergi untuk Kembali


Pergi untuk kembali. Saya rasa itulah tujuan touring.

Bukan sekedar bersenang-senang, tapi juga mencoba menemukan kembali kekanakan dalam diri kita. Kehausan akan berpetualang dan kerinduan akan pulang. Kita sadar kita mesti pulang karena layaknya anak-anak yang pergi bermain, ia mesti pulang pada ibunya.

Saya memulai touring dengan rutinitas yang sama. Bangun pagi terus nyeduh kopi sembari ngganyang roti. Nanti setelah perut terisi barulah memanaskan motor dan bersiap pergi.

Biasanya sehari sebelum pergi, mama lah yang paling cerewet. Selalu bertanya, butuh apa lagi, apa lagi yang mesti dibawa, jangan lupa ini, jangan lupa itu. Khas ibu-ibu.

Esok paginya ketika hari keberangkatan tiba, mama juga yang selalu mengantar sampai ke pintu depan. Melambaikan tangan sambil berkata, hati-hati di jalan. Dan gak kunjung masuk sebelum melihat saya pergi.

Tapi sekarang segalanya berubah.

Gak ada lagi lambaian tangan itu.

Gak ada lagi doa itu.

Gak ada lagi yang menunggu saya di rumah.

Dan kata ‘kembali’ gak pernah sama lagi.


Leave a Reply

Your email address will not be published.

Facebook9